Skip to main content

WaspadaI Penyebab Kanker Serviks Ini demi Kehidupan Anda!



Penyakit kanker serviks dimulai dari sel-sel yang menyelubungi serviks—bagian bawah rahim. Kadang-kadang bagian rahim ini disebut juga serviks uterus. Sedangkan bagian atas rahim adalah tempat pertumbuhan janin. Serviks menghubungkan badan rahim ke vagina sebagai jalan lahir. Serviks memiliki dua bagian terpisah dan masing-masing diselubungi oleh dua jenis sel yang juga berbeda.


  • Bagian serviks yang terdekat dengan badan rahim disebut endoserviks dan diselubungi oleh sel-sel glandular.
  • Bagian serviks di sebelah vagina disebut eksoserviks (atau ektoserviks) dan diselubungi oleh sel-sel skuamosa.
  • Kedua jenis sel ini saling bertemu di area bernama zona transformasi. Lokasi dari zona ini terus berubah seraya Anda bertambah usia dan jika melahirkan.


Sebagian besar kasus kanker serviks mulai berkembang pada sel-sel yang berada di zona transformasi. Sel-sel ini tidak tiba-tiba berubah menjadi kanker. Sebaliknya, sel-sel serviks yang normal awalnya secara bertahap berkembang menjadi sel-sel pra kanker yang akan berubah menjadi kanker.

Faktor Risiko Penyebab Kanker Serviks



Faktor risiko kanker serviks adalah hal apa saja yang mengubah kemungkinan seseorang untuk mengembangkan kanker serviks. Sewaktu seorang wanita mengembangkan kondisi pra kanker serviks atau sudah kanker serviks, ada kemungkinan penyebabnya adalah faktor risiko tertentu. Berikut ini beberapa faktor risiko penyebab kanker serviks:

• Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)
Infeksi karena HPV adalah salah satu faktor penyebab kanker serviks yang utama. HPV merupakan kelompok yang terdiri dari lebih dari 150 virus berkaitan. Beberapa di antaranya menyebabkan pertumbuhan yang disebut papiloma, atau yang seringnya disebut kutil.

HPV bisa menginfeksi sel-sel di permukaan kulit, dan yang menyelubungi organ genital, anus, mulut, serta tenggorokan, tapi tidak bisa menginfeksi darah atau organ dalam seperti jantung atau paru-paru.
HPV bisa menyebar dari orang ke orang melalui kontak dari kulit ke kulit. Satu cara penyebaran HPV adalah melalui hubungan seks, termasuk seks vaginal, anal, dan bahkan oral.
Jenis HPV yang berbeda menyebabkan kutil di bagian-bagian tubuh yang berbeda. Beberapa menyebabkan kutil umum (common warts) di tangan dan kaki, sedangkan yang lain biasanya menyebabkan kutil di bibir atau lidah.
Jenis-jenis HPV tertentu dapat menyebabkan kutil pada atau di sekitar organ genital serta pada daerah anus. Ini disebut jenis-jenis HPV berisiko rendah karena jarang berkaitan dengan kanker.

Jenis-jenis HPV lain disebut berisiko tinggi karena mereka sangat berkaitan dengan kanker, termasuk kanker yang tumbuh di serviks, vulva, vagina, penis, juga kanker di anus, mulut, dan tenggorokan pada pria maupun wanita.

Infeksi HPV sebenarnya umum terjadi, dimana kebanyakan orang tubuhnya mampu membersihkan diri sendiri dari infeksi tersebut. Namun kadang-kadang infeksi tersebut tidak hilang malah berkembang menjadi kronis. Infeksi kronis, khususnya yang disebabkan oleh jenis HPV berisiko tinggi, akhirnya dapat menyebabkan tipe kanker tertentu, salah satunya kanker serviks.

Walaupun saat ini belum ditemukan obat untuk infeksi HV, tapi ada sejumlah cara untuk mengatasi pertumbuhan sel abnormal yang disebabkan HPV.

• Merokok
Sewaktu seseorang merokok, dia dan mereka yang di sekitarnya terpapar banyak zat kimia penyebab kanker yang memengaruhi berbagai organ tubuh. Zat-zat berbahaya ini diserap melalui paru-paru lalu dibawa aliran darah menuju ke seluruh tubuh.

Wanita yang merokok punya risiko dua kali lipat dibandingkan mereka yang tidak merokok. Hasil sampingan dari tembakau ditemukan pada lendir serviks wanita yang merokok. Para peneliti menyakini bahwa zat-zat ini merusak DNA sel-sel serviks serta dapat memicu perkembangan kanker serviks. Merokok juga melemahkan pertahanan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi HPV.

• Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Human immunodeficiency virus (HIV), virus penyebab AIDS, merusak sistem kekebalan tubuh seseorang sehingga mereka lebih rentan terinfeksi HPV. Hal ini bisa jadi penjelasan mengapa wanita penderita AIDS berisiko tinggi mengidap kanker serviks.

Sistem kekebalan tubuh penting untuk menghancurkan sel-sel kanker serta memperlambat pertumbuhan dan penyebarannya. Pada wanita yang terinfeksi HIV, kondisi pra kanker serviks dapat berkembang menjadi kanker invasif lebih cepat daripada normalnya.

• Infeksi Bakteri Klamidia
Klamidia adaah jenis bakteri yang cukup sering menginfeksi sistem reproduksi. Bakteri ini menyebar melalui kontak seksual. Infeksi klamidia dapat menyebabkan peradangan panggul sehingga memicu infertilitas (kemandulan).

Sejumlah penelitian telah melihat adanya kenaikan risiko kanker serviks pada wanita yang hasil tes darah serta lendir serviksnya menunjukkan bukti dia sedang atau pernah terinfeksi klamidia. Wanita yang terinfeksi klamidia seringkali tidak merasakan keluhan apa-apa. Mereka mungkin tidak akan pernah tahu jika tidak melakukan tes klamidia selama pemeriksaan panggul.

• Kurang Konsumsi Buah dan Sayur
Wanita yang jarang makan buah dan sayuran mungkin menjadi lebih rentan terhadap kanker serviks.

• Penggunaan Pil KB Jangka Panjang
Ada bukti bahwa penggunaan pil KB jangka panjang meningkatkan risiko kanker serviks. Penelitian memperlihatkan bahwa risiko kanker serviks menanjak tinggi seiring dengan lamanya pemakaian pil KB. Tapi risikonya menurun setelah menghentikan konsumsi pil KB, lalu kembali menjadi normal sekitar 10 tahun setelah berhenti.

• Penggunaan KB Spiral (IUD)
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi KB Spiral (IUD) memiliki risiko kanker serviks yang lebih rendah. Efek pada risiko bahka terlihat pada wanita yang menggunakan IUD selama kurang dari setahun, dan efeknya tetap bertahan setelah IUD dilepaskan.

Menggunakan IUD mungkin juga bisa menurunkan risiko kanker endometrium. Tapi tetap saja penggunaan IUD memiliki sejumlah risiko. Seorang wanita yang tertarik memakai KB Spiral perlu mempertimbangkan risiko-risiko yang ditimbulkannya bersama dokter.

• Sering Hamil
Seorang wanita yang pernah hamil sampai 3 kali atau lebih diketahui lebih riskan terkena kanker serviks. Memang teori ini belum terbukti, tapi beberapa penelitian menunjukkan adanya perubahan hormon selama kehamilan yang mungkin membuat seorang wanita lebih rentan terhadap infeksi HPV atau pertumbuhan kanker. Dugaan lainnya, wanita hamil mungkin memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah sehingga rentan terinfeksi HPV dan mengembangkan kanker.

• Hamil Sebelum Usia 17 Tahun
Wanita yang hamil sebelum usia 17 tahun memiliki risiko 2 kali lebih tinggi mengidap kanker serviks di masa mendatang dibandingkan dengan wanita yang menunggu sampai usia 25 tahun atau lebih sebelum hamil.

• Ada Keluarga yang Mengidap Kanker Serviks
Kemungkinan ada gen yang rentan terhadap kanker serviks yang diturunkan dalam keluarga. Jika ibu atau kakak/adik perempuan Anda mengidap kanker serviks, maka risiko Anda meningkat menjadi 2 – 3 kali lebih tinggi.

Dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya penyebab kanker serviks adalah perubahan abnormal pada sel-sel di serviks. Sebagian besar perubahan sel yang mengarah pada kanker terjadi pada zona transformasi, karena di sana sel-sel tersebut memang normalnya mengalami perubahan yang terus-menerus.

Selama proses perubahan itulah, beberapa sel-sel serviks dapat berkembang secara abnormal jika Anda sudah terinfeksi dengan jenis HPV berisiko tinggi. Di samping itu, ada sejumlah hal lain yang dapat turut menjadi faktor penyebab kanker serviks, antara lain merokok dan berganti-gantian pasangan seks.

Salah satu cara terbaik untuk mencegah kanker serviks yaitu dengan rutin menjalankan pemeriksaan Pap smear untuk mendeteksi dini perkembangan kanker serviks. Selain itu, setiap wanita juga harus melakukan pencegahan dengan menghindari berbagai faktor penyebab kanker serviks, seperti mencegah infeksi HPV melalui vaksin HPV, tidak merokok, gaya hidup sehat, dan tidak melakukan hubungan seksual di luar perkawinan.

Comments

Popular posts from this blog

Jenis-jenis Keputihan yang Tidak Normal

Keputihan yang tidak normal umumnya terjadi karena infeksi. Kondisi ini juga terkadang dapat menjadi indikasi dari penyakit-penyakit tertentu sehingga sebaiknya diwaspadai. Berikut ini adalah penjelasan jenis-jenis keputihan yang tidak normal: 1. Keputihan dengan lendir berwarna cokelat atau mengandung darah. Keputihan ini umumnya disebabkan oleh siklus menstruasi yang tidak teratur. Tetapi tetap perlu diwaspadai karena walau jarang, kondisi ini bisa menjadi indikasi dari kanker serviks atau rahim. 2. Keputihan disertai rasa nyeri atau pendarahan. Rasa nyeri pada tulang panggul atau saat buang air kecil serta munculnya pendarahan di luar siklus menstruasi atau setelah berhubungan seks yang menyertai keputihan, dapat mengindikasikan gonore atau chlamydia (klamidia). Jika dibiarkan, kedua penyakit menular seksual ini dapat memicu infeksi serius pada organ reproduksi wanita. Karena itu, segera temui dokter untuk menjalani pengobatan dengan antibiotik. 3. Keputihan dengan lend

Apa Penyebab Servisitis

Servisitis adalah kondisi yang juga dikenal sebagai infeksi serviks, pembengkakan dan keadaan peradangan di saluran serviks yang disebabkan oleh infeksi, jamur atau parasit. Gejala servisitis mungkin mirip dengan vaginitis, gejala tersebut termasuk hubungan seksual yang terasa sakit, gatal dan keluar cairan yang tidak biasa dari *agina. Ada dua jenis servisitis, yakni servisitis akut dan servisitis kronis. Jika servisitis tidak diobati dengan tepat waktu, akan menyebabkan peradangan serviks yang akan berujung pada kondisi kronis. Servisitis adalah kondisi tidak sulit untuk diobati, tetapi jika tidak diobati, penyakit ini akan mengurangi kekebalan rahim dan *agina, meningkatkan risiko terkena penyakit menular seksual seperti sifilis, gonore dan klamidia, bahkan HIV. Penyebab Servisitis servisitis lebih sering terjadi karena infeksi daripada penyebab yang tidak menular, dan ada berbagai penyebab radang leher rahim dan faktor risikonya termasuk : - Infeksi *agina. - pe

Manfaat Daun Sirih Untuk Ibu Hamil

Sirih merupakan tanaman herbal yang daunnya sering digunakan untuk nginang. Di Indonesia daun sirih sudah biasa digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit secara tradisional. Bukan hanya untuk mengobati berbagai macam penyakit saja, namun juga penggunaannya sudah diketahui memiliki manfaat  untuk ibu hamil dan pasca persalinan. Pada daun sirih terkandung minyak atsiri yang meliputi betlephenol, seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang mampu membunuh kuman, antioksidan, dan anti jamur. Untuk ibu hamil daunsiri berguna untuk: 1.Mengatasi keputihan Keputihan adalah masalah organ reproduksi yang normal dialami seorang wanita dan ibu hamil yang telah memasuki kehamilan trisemester kedua dan ketiga. Keputihan memiliki bau dan warna cairan putih. Untuk mengatasinya ibu bisa menggunakan rebusan dain sirih karena ada kandungan antijamur dan antiseptiknya. Pengobatan dilakukan sekali dalam sehari. Untuk mengurangi rasa gatal dan lembab yang mem